Senin, 01 November 2010

manusia dan penderitaan

Manusia dan Penderitaan

Pengertian
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu perristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.
Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.
Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.
Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar.
Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar.
b) Pengertian Siksaan
Siksaan merupakan suatu penderitaan yang diterima oleh seseorang. Penderitaan itu sendiri berbentuk penganiayaan. Seseorang mengalami penganiyaan yang membuatnya mendapat siksaan dan merasa tersiksa. Kenyamanan tentu saja tidak dapat oleh seseorang yang mengalami siksaan tersebut. Dengan siksaan yang didapat oleh seseorang, pastilah akan membuat orang itu mendapat luka baik luka fisik maupun luka hati atau yang lebih terkenal dengan nama ‘sakit hati’. Bahkan tidak hanya luka yang didapat oleh orang yang disiksa, akan tetapi juga tidak sedikit dendam yang timbul dari orang yang disiksa tersebut terhadap orang yang menyiksanya. Oleh karena itu mestinya tak ada lagi orang yang semena-mena menyiksa orang lain agar tak timbul lagi suatu dendam.
Pengertian Kekalutan Mental
Kekalutan Mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat kekalutan mental berarti seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental menjadi tak waras lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau kekalutan mental seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di sekitarnya seperti orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau teman-teman pergaulannya. Hal tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.
Sebab sebab penderitaan
Banyak sekali sebab-sebab yang dapat menimbulkan penderitaan, seperti penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia, karena penyakit, karena bencana alam, karena kemajuan teknologi, dan lain-lain. Hal tersebut dapat kita lihat dari beberapa kejadian yang ada disekitar kita.
Pada umumnya kemajuan teknologi dapat menyejahterakan dan mempermudah pekerjaan manusia. Akan tetapi kemajuan teknologi juga dapat menjadi suatu penderitaan bagi manusia apabila kita tidak cermat dalam menggunakannya. Sebagai contoh, penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluag terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi, seperti bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, penggunaan peluru kendali dalam perang Irak, kebocoran reaktor nuklir di Unisoviet, kebocoran gas beracun di India.
Bencana alam merupakan sesuatu yang datangnya tidak dapat diduga oleh setiap manusia. Terkadang bencana alam dapat terjadi akibat ulah manusia itu sendiri, misalnya seperti banjir. Hal itu dapat terjadi karena menusia tidak membuang sampah pada tempatnya, tidak membersihkan selokan, dan sebagainya. Selain itu, ada juga bencana alam yang pada umumnya manusia tidak menyadari faktor apa saja yang dapat menyebabkan hal itu terjadi, seperti tsunami, gunung meletus, longsor, dan lain-lain. Sebenarnya itu semua terjadi karena perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya, namun manusia telat dalam menyadari hal tersebut. Mereka baru menyadari setelah musibah itu mereka dapatkan. Tentu hal tersebut akan menjadi suatu penderitaan bagi manusia yang mengalaminya.
Selain itu, penderitaan juga dapat terjadi karena perbuatan buruk antara sesama manusia. Misalnya, para tenaga kerja yang dikirimkan ke luar negeri sering mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari majikannya. Hal tersebut juga sering terjadi di dalam negeri, seperti pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, disiksa oleh majikannya. Selain itu, perbuatan buruk orang tua yang menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian. Dari peristiwa tersebut, sudah sepantasnya mereka yang melakukan hal yang tidak sesuai dengan perikemanusiaan, mendapatkan hukuman dari pengadilan, agar mereka juga dapat merasakan penderitaan, walaupun mungkin tidak sebanding dengan apa yang di alami oleh korban mereka.
Setiap manusia yang mengalami penderitaan, tentu akan memperoleh pengaruh yang bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap positif, misalnya tidak mudah menyerah, optimis dalam mengatasi penderitaan hidup, dan berjuang membebaskan diri dari penderitaan. Lalu sikap negatif, misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, tidak bahagia dan mungkin ingin bunuh diri dalam menyelesaikan permasalahannya
http://dzulazhariskandar.blogspot.com/2010/04/manusia-dan-penderitaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar