Hakikat karangan ilmiah
:
a. Definisi
:
Merupakan karya tulis yang disusun oleh seseorang
mahasiswa yang telah menyelesaikan kurang lebih 100 sks dengan bimbingan, oleh
Dosen Pembimbing sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sastra
Sarjana Muda.
b. Ciri-ciri
:
a. Menyajikan fakta objektif
secara sistematis
b. Pernyataan cermat, tepat,
tulus, dan benar, serta tidak memuat terkaan
c. Penulisnya tidak mengejar
kuntungan pribadi
d. Penyusunannya dilaksanakan
secara sistematis, konseptual dan procedural
e. Tidak memuat
pandangan-pandangan tanpa dukungan fakta
f. Tidak emotif menonjolkan
perasaan
g. Tidak bersifat argumentatif,
tetapi kesimpulannya terbentuk atas dasar fakta
Tahapan
Pembuatan Karya Ilmiah
Dalam
penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap antara lain.
1. Tahap
Persiapan
2. Proses
Penulisan
3. dan
Evaluasi
Didalam
Tahap persiapan terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan yang pertama
:
1. Observasi awal
Setelah
topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk
melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan
informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut melalui
pengalaman, berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang
sesuai.
· Gunakan
semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview, dll.
· Kumpulkan
informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll.
· Lakukan
eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.
2. Mengidentifikasi
masalah
Permasalahan
merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan
dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu
pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak.
· Batasi
permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
· Pilih
permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
· Pilih
permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.
3. Merumuskan
atau menyatakan hipotesis
Hipotesis
merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang
diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum
penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran
hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang
perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar
bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.
· Gunakan
pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis
· Rumuskan
hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen
4. Melakukan
eksperimen
Eksperimen
dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan
semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis
variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel
terikat, dan variabel kontrol. Varibel bebas merupakan variabel yang dapat
diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang
perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel
yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
· Usahakan
hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
· Pertahankan
kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
· Lakukan
eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
· Catat
hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.
5. Menyimpulkan
hasil eksperimen
Kesimpulan
proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana
hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil
eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat
dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk
penelitian lebih lanjut.
Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
· Jangan
ubah hipotesis
· Jangan
abaikan hasil eksperimen
· Berikan
alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
· Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan
selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
· Bila
cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
Jika tahapan
atau langkah diatas sudah dilakukan. Tahapan selanjutnya yaitu proses
penulisan.
Hal penting
dalam penulisan ilmiah:
1. Gaya
penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah harus jelas dan tepat dalam
penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal.
2. Teknik
notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam
penulisan
3. Penulisan
ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar.
4. Karena
bersifat reproduktif, penerima pesan harus mendapat kopi yang sama dengan si
pemberi pesan.
5. Karena
bersifat impersonal, tulisan ilmiah tidak boleh menggunakan pernyataan yang
menggunakan kata ganti penulisnya.
6. Dalam
tulisan ilmiah, sering digunakan kalimat pasif.
7. Pembahasan
secara ilmiah mengharuskan kita berpaling kepada pengetahuan-pengetahuan ilmiah
sebagai premis argumentasi (sumber kutipan).
8. Teknik
notasi ilmiah dapat menggunakan catatan kaki, tapi lebih disarankan menggunakan
teknik kutipan dan umber rujukan.
Didalam
proses penulisan kita dituntut untuk mempunyai ketrampilan menulis, ketrampilan
tersebut meliputi :
1. Keterampilan
bahasa (ejaan, pilihan dan bentikan kata, kalimat, paragraf)
2. Keterampilan
penyajian (sistematika penyajian judul, subjudul, sub-subjudul)
3. Keterampilan
perwajahan (format, ukuran kertas, jenis kertas, tipe huruf, penjilidan,
bibliografi, apendiks, lampiran)
Tahapan
terakhir adalah evaluasi, tahapan ini sangat penting sebab berpengaruh terhadap
kualitas penulisan karya ilmiah tersebut, tahapan evaluasu meliputi
:
1. Tahap
pemeriksaan atau penyuntingan konsep (editing) ,tahap ini bertujuan untuk
· Melengkapi
data yang dirasa masih kurang.
· Membuang dan
mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan pokok bahasan
karya ilmiah.
· Mengedit
setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-bahan
secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan
tulisan yang lain.
· Mengedit
setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa
yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian
kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD.
2. Tahap
Penyajian
Teknik
penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :
· Segi
kerapian dan kebersihan.
· Tata
letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal padahalaman
pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar,
daftar pustaka, dll.
· Memakai
standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, missal standar penulisan
kutipan, catatan kaki, daftar pustaka dan penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.
Kalau semua
tahapan tersebut sudah dilakukan selesailah sudah proses penulisan karya
ilmiah. Tinggal kita publikasikan, semoga bermanfaat bagi para pembaca